Langsung ke konten utama

Storiette #2 : Mantan.

Siang ini Matahari sangat terik. "Huuhh Panasnyaaa!" Gumamku. Akupun berniat membeli eskrim di minimarket depan komplek perumahan ku. Dengan pakaian santai, aku pergi berjalan kaki ke minimarket sejauh 50 meter dari rumah ku. Setelah sampai, aku mendorong pintu minimarket itu. Terasa sangat sejuk badan ini terkena Air Conditioner minimarket. Aku berjalan ke pojok minimarket untuk mengambil eskrim cone bermerek dan segera membayarnya ke kasir.

Saat aku mengantre di kasir minimarket, aku melihat wajah samping yang dulu ku kenal. Aku Memandang Wajah Sampingnya Sambil Mengingat "Siapa Dia?". Dia melihatku! "Haaa!? Itu Ryo" aku terkejut karena dia mantan kekasih ku. Saat bertatapan dengannya diriku sedang menggenggam Eskrim yg aku beli. Sungguh dibuat pangling aku olehnya. Mantan kekasih yang sudah lama tidak kutemui. Sekarang memakai jas yg terlihat bagus, rambutnya juga rapih, terlihat sangat keren.

"Hai! Apa Kabar?" Aku menyapanya.
"Kamu keren yaa sekarang" Lanjutku sambil memujinya. Sebenarnya aku sangat rindu kepadanya, hatiku ingin bermanja. Tapi, dia menanggapinya dengan bingung. Untungnya diriku menyadari kalau di samping dirinya berdiri gadis muda yang cantik.

"Hai! Baik. Hahaa terima kasih" jawabnya sambil tersipu
"Bagaimana dengan mu?" Dia membalikan pertanyaan.
"Baik" jawabku
"Sendirian?" ini adalah pertanyaan menyebalkan.
"Engga lah!" Aku meninggikan dagu. Padahal memang aku sendirian.

Mereka pergi mendahuluiku. Setelah membayar, aku duduk di meja bulat depan minimarket. Akupun terpaksa berpura pura menunggu seseorang sampai mereka benar-benar meninggalkan minimarket. Eeh! Bukan! Maksudnya aku.

Aku kaget lihat Ryo, yg dulu pernah bilang "aku akan selamanya mencintaimu" dan sekarang dia datang membawa kekasih barunya.

Hari ini sangat panas dan hatiku yang lelah ini juga semakin panas melihat mereka berdua.

Ah sial! Seharusnya tidak menjadi seperti ini!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenyang Bernutrisi Dengan Heavenly Blush Greek Yogurt

Padatnya aktifitas yang kita kerjakan setiap hari sering banget membuat kita lelah dan juga lapar. Pernah ga sih ngerasa laper di jam-jam nanggung? Aduh, parah sih. Padahal sebelum berangkat udah sarapan. Tapi, belum beberapa jam udah lapar lagi. Hufftt.. Pengen di tahan tapi laper. pengen makan tapi nanggung tinggal 2 jam lagi. Serba salah kan jadinya. solusinya sih cuma satu biar ga serba salah yaitu ngemil. Ya! Ngemil emang solusi yang tepat buat ganjel lapar. Ngomong-ngomong tentang ngemil. Cemilan yang kita makan untuk ganjal lapar itu, sehat ga sih untuk tubuh kita? Kalo di pikir pikir aktifitas kita udah melelahkan, seharusnya kita makan cemilan yang menambah energi, sehat dan juga mengenyangkan. Kalo rasanya enak tapi ga sehat dan kenyang, kaya-nya kita bisa rugi. Karena, mungkin kita akan jatuh sakit karena cemilan yang mengandung msg terlalu banyak ataupun pewarna sintetis untuk membuat cemilan itu terasa menarik dan lezat untuk kita konsumsi. Dari sini kita harus berp

Kenapa Pilih Universitas Airlangga?

Halo. Apa kabar? Gua Zahra Afifah. Nama panggilannya? Panggil aja Ara nanti juga nengok, ohh panggil 'sayang' juga boleh sih. Hehee. Asal gua dari bekasi. Gua adalah salah satu dari jutaan murid kelas 12 SMA di Indonesia yang sekarang lagi pusing-pusingnya mikirin Masa Depan. Gua Kerja atau Kuliah yaa? Menurut lo gimana. Sejujurnya hati nurani gua memilih untuk kuliah. Kenapa kuliah? Karena menurut gua. Kuliah itu wajib di Zaman Era Globalisasi ini. Kalo ga kuliah mau jadi apa gua di masa depan? Toh kalo gua liat di Media Massa banyak banget yang menyebutkan kalo sekarang banyak lulusan S1 yang menjadi pengangguran. Logikanya gini, yang S1 aja banyak yang pengangguran. Apalagi kalo cuma Jurusan SMA. Ya ga? Bukan hanya itu alasan hati nurani gua memilih untuk kuliah. Ada lagi. Apa? Yaitu, gua pengen banget mengubah stratifikasi sosial keluarga gua menjadi vertikal naik. Tadinya orang tua gua hanya lulusan SMA dan gua sebagai anak ingin menjadi lebih baik lagi yaitu dengan men

Salah Siapa?

Ini salah siapa? Diriku atau Dunia? Apa Dunia memang sekejam ini? Padahal diriku sudah bertahan selama ini. Berkorban mati-matian untuk hidup yang kuinginkan. Tunggu! Haha. Ini konyol. Kenapa diriku bodoh sekali. Dunia Tidak salah.  Setelah sekian lama, dunia hanya tidak mau memberiku kesempatan. Diriku juga tidak salah. Karena diriku sudah melakukan Usaha Terbaik selama ini. Jadi, mungkin ini memang bukan jalan ku. Waktu yang berlalu itu hanya akan ku jadikan kenangan masa muda yang berharga. Sudah cukup untuk ku menyia-nyiakan waktu tanpa hasil yang jelas. Ini seperti cinta tak berbalas. Aku harus kembali pada realita yang ada. Walau begitu aku akan terus berusaha. Tapi mungkin, akan sedikit berbeda dari waktu itu. Mulai sekarang, aku akan berusaha. Bukan untuk melakukan 'apa yang ku ingin kan'. Tapi untuk melakukan 'apa yang bisa ku lakukan.